Komisi III DPRD Bandarlampung Kecewa Dengan Perusahaan Bungkil Sawit

Hearing bersama antara, Warga Kelurahan Srengsem, Lurah, Camat Panjang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan anggota Komisi III DPRD Bandarlampung
Hearing bersama antara, Warga Kelurahan Srengsem, Lurah, Camat Panjang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan anggota Komisi III DPRD Bandarlampung

RAKYATBALAM.COM – Komisi III DPRD Kota Bandarlampung mengaku kecewa, atas ketidakhadirannya pihak managemen PT.NNT yang diduga melalukan pencemaran lingkungan, stokpile bungkil sawit, yang tidak hadir dalam hearing (rapat jejak pendapat) tanpa keterangan apa pun, Jum’at (17/01/2020).

Dalam hearing bersama antara, Warga Kelurahan Srengsem, Lurah, Camat Panjang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan anggota Komisi III DPRD Bandarlampung. Hearing yang dipimpin Sekrataris Komisi A, Riza mengaku kecewa dan dinyatakan jika hal itu adalah pelecehan bagi lembaga DPRD. “Ya agendanya hari ini kita hearing bersama perusahaan bungkil sawit tersebut. Tapi, mereka tidak datang, tanpa keterangan apapun, ini jelas mengecewakan kami, warga jelas kecewa, karena kita mau cari solusi, tapi apa, mereka tidak hadir,” ujar A. Riza.

Baca Juga

Karena itu, pihaknya akan menjadwalkan ulang pemanggilan perusahaan bungkil sawit tersebut. “Kita akan panggil ulang, setelah ada jadwal dari pimpinan nanti kita infokan ke kawan-kawan media, hari apa hearing lanjutannya,” jelasnya.

Sementara, Rusdi, Ketua RT05 Kampung Fery, Srengsem, Bandarlampung, juga mengaku kecewa atas sikap managemen bungkil. “Jelas lah pak kami warga kecewa, kami datang ke sini minta solusi atas masalah kami, kasian pak kami ini, dampak debu sawit itu, mencemari udara di tempat kami, mana bau nya busuk, kalau yang batuk-batuk itu sudah pasti ada, kami mau ngadu kemana lagi pak,” ujar Rusdi, dengan nada lirih.

Diketahui, perusahaan PT.NNT yang melalukan operasional stock pile bungkil sawit di lokasi Eks. PT. Andatu, diduga melalukan pencemaran lingkungan, menyebabkan bau busuk serta gatal-gatal, sehingga membuat resah warga Kelurahan Srengsem, Panjang.

Menurut Rusdi, warga sekitaran Kelurahan Srengsem dan Batu Srampok, Panjang, hampir semua terkena dampak dari debu bungkil sawit tersebut. Selain berakibat pada kesehatan, seperti batuk-filek, warga juga mengalami gangguan kesehatan kulit dan air yang keruh terkena debu bungkil. “Banyak ibu-ibu yang terkena bentol-bentol, debu bungkil ini gatel, debunya masuk rumah, pasti kena air dan makanan,” ucapnya.

Ditambahkannya, limbah bungkil sawit ini sangat menganggu pernapasan warga sekitar. Debu kalau kena mata pedih, air sumur warga bau, dan belatungan.

(ron)

LAINNYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *